Hidup itu tak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan,kita harus senantiasa berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.Tapi sekeras apapun kita berupaya dan secantik apapun kita berencana,tetap ada yang lebih berkuasa,Dialah Sang Pencipta,Maha Penentu segalanya.
Ayahku memang tak sekuat kebanyakan kepala rumah tangga pada umumnya.Yang menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja siang malam untuk mencari nafkah.Dia bukan pemalas yang tak mau berusaha dan begitu saja melepas tanggung jawabnya pada orang lain.Tapi karean sebuah penyakit yang dideritanya membuat dia tak mampu berbuat banyak.Dan sekarang dia hanya mampu berbaring lemas diatas tempat tidurnya.Tapi Tuhan maha adil,Dia memberiku ibu yang terhebat buat ku.
Tak sedikit uang yang harus dikeluarkan mereka untuk membiayai sekolahku selama ini.Diusianya yang semakin senja ia mampu menjadi penopang hidup keluarga kami.Ia memang hanya perempuan tua si penjual nasi yang hanya berbekal lulusan SD,tapi ia punya cita-cita luhur,memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra putrinya,sehingga aku bisa mengeyam pendidikan di sekolah terbaik dikotaku,SMA Negeri 1 Tuban.Aku menjadi harapan besar bagi keluargaku.
Tempat ibuku mengais rezeki untuk memperoleh sesuap nasi harus rela digusur
satpol pp demi kelancaran rekonstruksi pembanguna trotoar.Padahal kini ayahku sedang membutuhkan uang lebih untuk mengatasi penyakit yang kian menggerogoti tubuh kurusnya.melihat kulit ibuku yang semakin hari semaki bertambah kerutan dan tulang-tulangnya yang seolah sudah kian rapuh terkikis waktu membuat hatiku tergugah.Aku memang terancam tak bisa melanjutkan kuliah,tapi itu semua tak boleh membuatku putus asa,lalu menyerah begitu saja,karena perjalanan hidupku masih panjang.Ayahku memang tak sekuat kebanyakan kepala rumah tangga pada umumnya.Yang menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja siang malam untuk mencari nafkah.Dia bukan pemalas yang tak mau berusaha dan begitu saja melepas tanggung jawabnya pada orang lain.Tapi karean sebuah penyakit yang dideritanya membuat dia tak mampu berbuat banyak.Dan sekarang dia hanya mampu berbaring lemas diatas tempat tidurnya.Tapi Tuhan maha adil,Dia memberiku ibu yang terhebat buat ku.
Tak sedikit uang yang harus dikeluarkan mereka untuk membiayai sekolahku selama ini.Diusianya yang semakin senja ia mampu menjadi penopang hidup keluarga kami.Ia memang hanya perempuan tua si penjual nasi yang hanya berbekal lulusan SD,tapi ia punya cita-cita luhur,memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra putrinya,sehingga aku bisa mengeyam pendidikan di sekolah terbaik dikotaku,SMA Negeri 1 Tuban.Aku menjadi harapan besar bagi keluargaku.
Tempat ibuku mengais rezeki untuk memperoleh sesuap nasi harus rela digusur
Kerja...kerja...kerja...adalah kata-kata yang terlintas dibenakku saat ini.meski aku tak begitu yakin pekerjaan apa yang akan kuperoleh nanti.Karena aku harus bersaing dengan oranng-orang yang bertitle lebih mahal dari sekedar ijazah SMA seperti aku.tapi akutak mau menjadipunguk yabg merinduakn bulan,tiba-tiba menang lotre kemudia menjadi jutawan sehingga bisa mengubah segalanya.Tapi aku akan bertekad dan berusaha semaksimalnya untuk menghadapi sepahit apapun hidup yang akan kujalani kelak.
Kuliah dan menjadi sarjana mungkin jalan yang tak bisa kutempuh.da aku tahu,menuntut ilmu bisa dilakukan oleh siapapun ,kapanpun dan dimanapun asalkan ada niat untuk jadi lebih baik lagi.Dan belajar aka selalu menjadi motivasi agar aku dapat menjadi pelita yang mampu mengangkat keluargaku dari keterbatasan dan hidup yang serba kekurangan.Balajar dalam segala hal,belajar menjadi lebih baik lagi.Belajar cara hidup bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.terlebih belajar menjadi seseorang yang lebih mulia dan mendapatkan Ridho-Nya.Karena aku yakin,masih ada ilmu yang harus kuraih.
seRr_
BalasHapusMusEr_Muserrr,...Ha_Ha,...
Woie,...Blognya Pak_dadaNg asPa,..
BalasHapus